Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Tentang Pencapaian Sederhana Saya di tahun 2018

Sepanjang tahun 2018, ada beberapa pencapaian sederhana yang telah Saya raih. Mulai dari pencapaian di dunia pendidikan, dunia pekerjaan, dunia perjuangan bahkan tentang mengikhlaskan hati seseorang. Saya bukanlah orang besar. Bukan juga orang hebat. Tapi sepanjang perjalanan tahun ini, Saya sering dipertemukan dengan orang-orang besar dan hebat.  Saya setuju dengan ungkapan "Setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru" karena bagi Saya, kita bisa belajar dimanapun dan kepada siapapun. Tak terbatas oleh ruang-ruang kelas. Tak terhalangi oleh dinding-dinding profesi. Mungkin bisa saja kita belajar kepada seorang tukang becak, kalau isi kepala dan seluruh jiwanya mengajarkan kita tentang bagaimana hidup dengan bajik dan bijak.  Dari hal itu, Saya ingin sedikit berbagi pencapaian yang telah Saya dapatkan. Bukan untuk menyombongkan diri. Tapi lebih ingin bercerita pada diri sendiri, sebelum ke orang lain. Bahwa ada hal-hal sederhana yang patut d

Terima Kasih Tahun 2018, Yang Telah Menguatkan

Di penghujung tahun 2018, semoga hingga detik ini siapapun yang membaca tulisan ini sedang dilingkupi perasaan bahagia dan didekap lembut rahman dan rahim-Nya Allah dalam meniti kehidupan ini. Hayu bersyukur dulu atuh. Allah tuh udah kasih kita banyak nikmat ketimbang ujian, lho.  Yakin masih mau mengeluh? Sahabat blogger, silent reader, stalker, pejuang literasi, atau apapun sebutan bagi orang-orang yang suka dalam dunia tulis menulis atau baca-membaca. Mungkin sepanjang tahun 2018 ini punya banyak pengalaman. Tidak sedikit pengalaman itu menjadi keinginan untuk dibagikan. Membagikan dengan cara menyampaikan isi kepala lewat ttulisan.Tapi koq kadang-kadang terhambat ya. Tersendat oleh banyaknya pikiran. Terhalang oleh padatnya kegiatan. Hinga jadilah hanya sebuah keinginan belaka. Belum sampai jadi perwujudan nyata. Tak mengapa, jangan rapuh. Kamu nggak sendirian. Kamu bersamaku. Menjadi bagian orang-orang yang banyak inginnya, sedikit usahanya. :) Eh, tunggu dulu. Setiap o

1 Dekade IKAMATRA berdiri, Masih Ingatkah Dirimu?

Kemarin, ada notif yang menarik dan berbeda dari grup WhatsApp Alumni IKAMATRA (Ikatan Keluarga Mahasiswa Sumatera) begini isinya: "Kadang Ikamatra hanya organisasi daerah semata. Kadang dianggap tak bermakna. Bahkan yang parah, kadang dianggap sebagai beban dan tak berguna. Tapi bagiku, Ikamatra itu keluarga. Dengan segenap keberagaman orang-orangnya. Ikamatra itu sangat bermakna dengan segala kejadian-kejadian yang ada. Semoga kedepannya Ikamatra tetap ada. Karena kita butuh Ikamatra. Semoga 10 tahun ini menjadikan Ikamatra lebih baik dan baik lagi. Selamat milad keluargaku. (22 November 2008-22 November 2018)" Menurut pandangan Saya, sebagai salah satu alumni dan bagian dari keluarga di dalamnya, kata-kata itu sederhana tapi mampu menusuk dan mengingatkan Saya khususnya, untuk turut merenungkan dan memikirkan. Saya akan coba bedah kata demi kata. Kalimat demi kalimat. Hingga apasih maksud dan tujuan dari tulisan itu. Kadang IKAMATRA Hanya Org

Ketika Hati Ingin Bersuara

Ketika hati ingin bersuara, namun pikiran terbelenggu oleh kepenting pribadi, paling jauh untuk keluarga. Anak-anak yang lucu, pasangan hidup yang nyaman, ayah dan ibu yang serba mencukupkan. Ketika hati ingin bersuara, namun hawa nafsu sering menang menari-nari di atas dosa durjana yang kita sembunyikan. Ketika hati ingin bersura, tapi isi kepala lebih berontak. Mampus! Hatimu kalah lagi. Jatuh tersungkur. Babak belur. Dan terseok-seok mencari kebenaran. Nyatanya, hidup memang sepicik ini. Kita merasa MEMILIKI SEMUA. Potensi badan,  jiwa, dan pikiran seakan ada dengan sendirinya lalu tinggal pake saja. Semua fasilitas hidup hari ini yang kita NIKMATI. Seakan-akan hanya jerih payah tangan kita yang mengusahakannya. Ingin hidup senaknya. Bebas tanpa batas. Hingga barulah kita tersadar saat ditimpa beban yang begitu berat. Ujian menghantam kita bertubi-tubi. Apa-apa yang kita CINTAI diambil oleh-Nya. Kemudian dengan piciknya, manusia berkata "Tuhan tidak adil! Duni

Ayo, Bangun Bung!

Selamat pagi, Bung! Meskipun langit Bandung akhir-akhir ini tampak mendung, apakah itu representasi hatimu saat ini? Yang tahu persis hanya hatimu sendiri, Bung! Netizen boleh berasumsi dan nyinyir seenaknya. 😂 Yang jelas hidup terus bergerak. Yang pasti arah jarum jam tidak pernah mundur. Terus, mau sampai kapan kamu hidup dipikiran orang lain? Kalau hidup terus tergerus dan didominansi pihak lain, bagaimana kamu bisa menikmati kemerdekaan dalam hidup? Ayolah, Bung! Coba berpikir merdeka. Dunia semakin kejam. Tercabik-cabik oleh luka pergaulan global yang kian tampak arah kehancurannnya. Kalau hidupmu hanya memikirkan hatimu sendiri, dirimu sendiri dan tentang segala hal yang ideal. Kapan kita mau menafkahkan diri dan jiwa kita untuk tujuan hidup yang lebih besar. Perihal kepentingan Ummat Islam,  Bangsa dan Negara? Oh ya, mungkin kata-kata itu terlalu 'melangit'. Menurutku, tak mengapa. Asalkan tindakan kita dan sikap kita tetap membumi. Manusia adalah mak

3 Hal yang Saya Rasakan Setelah 1 Tahun Rutin Blogging

Siapa yang tahu, kalau Hari ini merupakan hari bersejarah bagi para bloggers di Indonesia untuk "Mengenang" Hari Blogger Nasional yang diingat setiap Tanggal 27 Oktober. Sejarahnya Hari Blogger Nasional dicanangkan pada tahun 2007 oleh Menkominfo Muhammad Nuh pada pembukaan pesta blogger tahun itu. Saya pribadi merasa tergugah dan tersulut api semangat untuk turut mengucapakan "Selamat! Selamat Merayakan Hari Blogger Nasional untuk para bloggers dimanapun berada. Tetaplah menulis! Karena menulis adalah pekerjaan keabadian" Kata Pram. Awalnya Saya nggak tahu, kalau hari ini adalah hari yang penting. Penting karena bagi Saya hari ini adalah titik balik yang seakan mengingatkan Saya. Sudah sejauh mana kamu berperan dalam dunia literasi? Berkat mampir di twitter lalu iseng-iseng melihat tranding topic hari ini, eh ternyata Selamat Hari Blogger Nasional menjadi tranding topic nomor wahid. Kemudian Saya berpikir sejenak. Melihat balik setahun kebelakang, Apa

3 KEMUDAHAN BAYAR PAJAK MOTOR DI SAMSAT OUTLET LADIES

Setiap manusia pasti ingin hidupnya mudah, enak dan sesuai harapan. Tapi terkadang sebagian keinginan kita bertolak belakang dengan kenyataan. Itulah dinamika hidup. Kalau semua keinginan terpenuhi, bagaimana kita bisa belajar tentang makna hidup? Akan tetapi, hari ini ada yang sedikit berbeda dengan hidup Saya. Harapan Saya hari ini malahan bukan tentang ingin hidup mudah, tapi saya sudah siap mental dengan hidup sulit dan terkesan dipersulit. Ya betul, Karena berdasarkan pengalaman, Saya sudah terlalu sering dikecewakan oleh orang-orang berbaju rapih dan jarang senyum itu. Mereka adalah orang-orang birokrasi yang katanya memiliki tingkat profesionalisme dan integritas yang tinggi. Ceritanya hari ini Saya seperti berperan sebagai tukang biro jasa yang bertugas membayar pajak atau memperpanjang STNK milik orang lain. Saya di- hire oleh Bos Saya untuk mengurus Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) miliknya. Kebetulan hari ini adalah batas terakhir perpanjangan STN

Selalu Ada Haru di Setiap Senja

Saya setuju, hal-hal yg biasa saja, pasti punya sisi luar biasa. Tergantung bagaimana sudut pandangnya. Katakanlah di setiap moment senja, sebagian orang mungkin memandang biasa saja. Ah.. cuma  saat matahari menjelang terbenam. Ah cuma langit yg berwarna jingga. Ah buang-buang waktu saja. Bagiku, memandang senja bukan hanya pada moment, cerita atau orang-orang yg mengabadikannya. Senja bukan hanya tentang mengabadikan. Tapi tentang menemukan. Menemukan rasa syukur di dalamnya, betapa maha Indah Allah yg telah menciptakannya. AAN RIDWAN

Teruntuk Bapak di Rumah, Bapak Seorang Petani Sawah.

Pak, Apa kabar hari ini? Saya disini selalu berdo'a, semoga Bapak senantiasa diberi kesehatan lahir dan bathin. Juga diberikan kekuatan kepalan tangan dan tumpuan kaki dalam hidup berjuang sebagai petani padi. Bapak mungkin hari ini belum tahu,  setiap tanggal 24 September ditetapkan sebagai Hari Tani Nasional. Karena mungkin Bapak terlalu pusing mengurus sawah yang perairannya hanya mengandalkan tadah hujan. Sedangkan sekarang sedang terjadi musim kemarau yang cukup panjang. Bukan hanya musim yang kemarau, tapi hati nurani mereka para pemangku kekuasaan. Atau mungkin Bapak sibuk mencari modal untuk biaya bertani yang semakin mahal. Karena hal ini tidak berbanding lurus dengan penjualan hasil panen yang selalu dibeli dengan harga murah oleh tengkulak-tengkulak yang bermental menindas dan kapital itu. Atau bahkan bapak semakin bingung dengan pemerintah yang tidak berpihak kepada petani kecil. Terbukti dengan polemik impor beras berjuta ton pada tahun 2018 ini. Sebaga

SEBUAH REALITA

Anak muda kekinian adalah mereka yg sering bermesraan dengan gadgetnya, hingga lupa buku hanya jadi pajangan, didiamkan dan ditutup rapat lalu terabaikan. Adalah anak muda sosialita yg hobinya menunduk, bukan karena sikap tawadhu'. Tetapi terlalu sibuk dengan dunia maya hingga tak peduli teman di sampingnya. Juga lingkungan sekitarnya. Sungguh! foto ini menohok diri Saya dan membawa pesan bahwa sebagai anak muda sudah seharusnya belajar menyeimbangkan antara dunia nyata dengan dunia maya. Minat membaca sudah seharusnya ditingkatkan. Baik membaca buku-buku konvensional dan digital. Maupun membaca alam semesta dan tanda-tanda kehidupan. Saatnya anak muda kembali pada dunia literasi. Menarasikan masa depan Indonesia. Dan hal itu dimulai dari anak muda. Sekarang juga, detik ini juga. 🙏 Aan Ridwan

JEDA DIANTARA SENJA

Pada suatu sore, Saya pernah menjalani hidup seakan di luar kebiasaan. Saya putuskan untuk menunda perjalanan pulang dari tempat dimana Saya bekerja menuju Kosan. Apalagi di Kota Bandung, sepanjang jalan A.H Nasution pulang di jam-jam pulang kerja, dimana banyak orang berjibaku menembus kemacetan adalah sesuatu yg menyebalkan. Yupz! sama menyebalkannya dengan gebetan kamu pas udah mulai nyaman malah menghilang tanpa alasan. Aelah 😂 Balik lagi ke topik Bung! Hidup memanglah butuh JEDA. Seperti jeda untuk menghela nafas, jeda mengedipkan mata atau bahkan jeda untuk melupakan sejenak keributan dan hingar bingar dunia. Setiap orang punya cara masing-masing menemukan jeda dalam hidupnya. Bukan untuk kabur hingga lupa bagaimana caranya bersyukur. Bukan untuk menghilang hingga lupa bagaimana pulang. Tapi bagi Saya, jeda adalah tentang berpikir. Berpikir bahwa hidup nggak semuanya berjalan dgn baik. Ada satu kondisi kita butuh jeda untuk mengevaluasi diri. D