Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

3 KEMUDAHAN BAYAR PAJAK MOTOR DI SAMSAT OUTLET LADIES

Setiap manusia pasti ingin hidupnya mudah, enak dan sesuai harapan. Tapi terkadang sebagian keinginan kita bertolak belakang dengan kenyataan. Itulah dinamika hidup. Kalau semua keinginan terpenuhi, bagaimana kita bisa belajar tentang makna hidup? Akan tetapi, hari ini ada yang sedikit berbeda dengan hidup Saya. Harapan Saya hari ini malahan bukan tentang ingin hidup mudah, tapi saya sudah siap mental dengan hidup sulit dan terkesan dipersulit. Ya betul, Karena berdasarkan pengalaman, Saya sudah terlalu sering dikecewakan oleh orang-orang berbaju rapih dan jarang senyum itu. Mereka adalah orang-orang birokrasi yang katanya memiliki tingkat profesionalisme dan integritas yang tinggi. Ceritanya hari ini Saya seperti berperan sebagai tukang biro jasa yang bertugas membayar pajak atau memperpanjang STNK milik orang lain. Saya di- hire oleh Bos Saya untuk mengurus Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) miliknya. Kebetulan hari ini adalah batas terakhir perpanjangan STN

Selalu Ada Haru di Setiap Senja

Saya setuju, hal-hal yg biasa saja, pasti punya sisi luar biasa. Tergantung bagaimana sudut pandangnya. Katakanlah di setiap moment senja, sebagian orang mungkin memandang biasa saja. Ah.. cuma  saat matahari menjelang terbenam. Ah cuma langit yg berwarna jingga. Ah buang-buang waktu saja. Bagiku, memandang senja bukan hanya pada moment, cerita atau orang-orang yg mengabadikannya. Senja bukan hanya tentang mengabadikan. Tapi tentang menemukan. Menemukan rasa syukur di dalamnya, betapa maha Indah Allah yg telah menciptakannya. AAN RIDWAN

Teruntuk Bapak di Rumah, Bapak Seorang Petani Sawah.

Pak, Apa kabar hari ini? Saya disini selalu berdo'a, semoga Bapak senantiasa diberi kesehatan lahir dan bathin. Juga diberikan kekuatan kepalan tangan dan tumpuan kaki dalam hidup berjuang sebagai petani padi. Bapak mungkin hari ini belum tahu,  setiap tanggal 24 September ditetapkan sebagai Hari Tani Nasional. Karena mungkin Bapak terlalu pusing mengurus sawah yang perairannya hanya mengandalkan tadah hujan. Sedangkan sekarang sedang terjadi musim kemarau yang cukup panjang. Bukan hanya musim yang kemarau, tapi hati nurani mereka para pemangku kekuasaan. Atau mungkin Bapak sibuk mencari modal untuk biaya bertani yang semakin mahal. Karena hal ini tidak berbanding lurus dengan penjualan hasil panen yang selalu dibeli dengan harga murah oleh tengkulak-tengkulak yang bermental menindas dan kapital itu. Atau bahkan bapak semakin bingung dengan pemerintah yang tidak berpihak kepada petani kecil. Terbukti dengan polemik impor beras berjuta ton pada tahun 2018 ini. Sebaga

SEBUAH REALITA

Anak muda kekinian adalah mereka yg sering bermesraan dengan gadgetnya, hingga lupa buku hanya jadi pajangan, didiamkan dan ditutup rapat lalu terabaikan. Adalah anak muda sosialita yg hobinya menunduk, bukan karena sikap tawadhu'. Tetapi terlalu sibuk dengan dunia maya hingga tak peduli teman di sampingnya. Juga lingkungan sekitarnya. Sungguh! foto ini menohok diri Saya dan membawa pesan bahwa sebagai anak muda sudah seharusnya belajar menyeimbangkan antara dunia nyata dengan dunia maya. Minat membaca sudah seharusnya ditingkatkan. Baik membaca buku-buku konvensional dan digital. Maupun membaca alam semesta dan tanda-tanda kehidupan. Saatnya anak muda kembali pada dunia literasi. Menarasikan masa depan Indonesia. Dan hal itu dimulai dari anak muda. Sekarang juga, detik ini juga. 🙏 Aan Ridwan

JEDA DIANTARA SENJA

Pada suatu sore, Saya pernah menjalani hidup seakan di luar kebiasaan. Saya putuskan untuk menunda perjalanan pulang dari tempat dimana Saya bekerja menuju Kosan. Apalagi di Kota Bandung, sepanjang jalan A.H Nasution pulang di jam-jam pulang kerja, dimana banyak orang berjibaku menembus kemacetan adalah sesuatu yg menyebalkan. Yupz! sama menyebalkannya dengan gebetan kamu pas udah mulai nyaman malah menghilang tanpa alasan. Aelah 😂 Balik lagi ke topik Bung! Hidup memanglah butuh JEDA. Seperti jeda untuk menghela nafas, jeda mengedipkan mata atau bahkan jeda untuk melupakan sejenak keributan dan hingar bingar dunia. Setiap orang punya cara masing-masing menemukan jeda dalam hidupnya. Bukan untuk kabur hingga lupa bagaimana caranya bersyukur. Bukan untuk menghilang hingga lupa bagaimana pulang. Tapi bagi Saya, jeda adalah tentang berpikir. Berpikir bahwa hidup nggak semuanya berjalan dgn baik. Ada satu kondisi kita butuh jeda untuk mengevaluasi diri. D