Langsung ke konten utama

Terima Kasih Tahun 2018, Yang Telah Menguatkan

Di penghujung tahun 2018, semoga hingga detik ini siapapun yang membaca tulisan ini sedang dilingkupi perasaan bahagia dan didekap lembut rahman dan rahim-Nya Allah dalam meniti kehidupan ini.

Hayu bersyukur dulu atuh. Allah tuh udah kasih kita banyak nikmat ketimbang ujian, lho.  Yakin masih mau mengeluh?

Sahabat blogger, silent reader, stalker, pejuang literasi, atau apapun sebutan bagi orang-orang yang suka dalam dunia tulis menulis atau baca-membaca. Mungkin sepanjang tahun 2018 ini punya banyak pengalaman. Tidak sedikit pengalaman itu menjadi keinginan untuk dibagikan.

Membagikan dengan cara menyampaikan isi kepala lewat ttulisan.Tapi koq kadang-kadang terhambat ya. Tersendat oleh banyaknya pikiran. Terhalang oleh padatnya kegiatan. Hinga jadilah hanya sebuah keinginan belaka. Belum sampai jadi perwujudan nyata.

Tak mengapa, jangan rapuh. Kamu nggak sendirian. Kamu bersamaku. Menjadi bagian orang-orang yang banyak inginnya, sedikit usahanya. :)

Eh, tunggu dulu. Setiap orang diberi Tuhan kesempatan yang berbeda-beda bukan?

Ada yang rajin menulis, karena ia diberi banyak kesempatan untuk membaca kemudian bisa lebih rajin menulis. Ada juga yang diberi banyak kesempatan dari sisi lain. Misal: Tidak sempat membaca, tidak sempat menulis, Akhirnya dia diberi banyak kesempatan untuk beralasan. :)

Okelah ferguso! Apapun alasannya, setiap orang punya versi terbaiknya, kan?

Bagiku, kenapa kita lebih banyak keinginan ketimbang lebih keras dalam memperjuangkan keinginan tersebut?

Karena sekadar keinginan saja itu murah. Bahkan gratis. Siapapun bisa memilikinya. Tapi keinginan yang dibarengi usaha maksimal itulah yang berubah menjadi mahal. Hanya orang-orang pilihan yang mau memperjuangkannya. Merealisasikan setiap rencana menjadi sebuah karya.

Sepanjang tahun 2018 ini, Saya bersyukur kepada Allah. Karena beberapa keinginan ada yang sudah tercapai. Dan masih banyak juga yang belum tergapai.

Tapi, minimal Saya tidak berhenti. Menolak menyerah. Terus berkiprah. Apapun hasilnya. Biarlah Allah yang menilai niat dan proses kita. Karena balasan tergantung apa yang telah diniatkan.

Nanti Saya Cerita (lagi) Tentang Tahun Ini. Terima kasih atas segala yang terjadi di tahun 2018. Seluruhnya telah menguatkan!

Salam hangat!
Aan Ridwan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1 Dekade IKAMATRA berdiri, Masih Ingatkah Dirimu?

Kemarin, ada notif yang menarik dan berbeda dari grup WhatsApp Alumni IKAMATRA (Ikatan Keluarga Mahasiswa Sumatera) begini isinya: "Kadang Ikamatra hanya organisasi daerah semata. Kadang dianggap tak bermakna. Bahkan yang parah, kadang dianggap sebagai beban dan tak berguna. Tapi bagiku, Ikamatra itu keluarga. Dengan segenap keberagaman orang-orangnya. Ikamatra itu sangat bermakna dengan segala kejadian-kejadian yang ada. Semoga kedepannya Ikamatra tetap ada. Karena kita butuh Ikamatra. Semoga 10 tahun ini menjadikan Ikamatra lebih baik dan baik lagi. Selamat milad keluargaku. (22 November 2008-22 November 2018)" Menurut pandangan Saya, sebagai salah satu alumni dan bagian dari keluarga di dalamnya, kata-kata itu sederhana tapi mampu menusuk dan mengingatkan Saya khususnya, untuk turut merenungkan dan memikirkan. Saya akan coba bedah kata demi kata. Kalimat demi kalimat. Hingga apasih maksud dan tujuan dari tulisan itu. Kadang IKAMATRA Hanya Org

Merawat Ingatan

Betapa bahagianya kita, ketika mengingat masa-masa kecil. Betapa menggemaskan kita, ketika membayangkan wajah kita waktu kecil dulu. Betapa cerianya kita, ketika waktu kecil yg dipikirkan hanyalah bermain. Lepas tanpa beban. Betapa harunya kita, ketika kita sadar orang-orang tersayang yg dahulu turut merawat dan mengasuh kita kini sudah mendahului kita. Di foto ini, Saya ingin cerita sedikit tentang segala hal yang membuat bibir Saya tersenyum, mata berkaca-kaca dan hati bersyukur kpd Allah. Yang paling kiri pakai kaos berkerah orange, dia adalah cucu kesayangan. Biasa dipanggil Oye (Bahasa Jawa: Tole). Sebenarnya nama lengkapnya @imamnasrudin_ Tapi karena waktu kecil dia cadel. Makanya dipanggil Oye. Si Oye ini waktu kecil terlihat lucu menggemaskan. Badannya gemuk berisi. Pipinya tembem karena rajin minum susu dan makan yang bergizi. Rambutnya hitam karena kalau mandi sering pakai shampo yang sachetan. Nah, kalau yang paling kanan, pakai kaos garis2 biru itu juga u

About Me

Aan Ridwan , lahir di Lampung, 15 Januari 1993. Menyelesaikan pendidikan Dasar di MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) Tegal Mukti, Way Kanan tahun 2005. Menamatkan pendidikan menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Tegal Mukti, Way Kanan pada tahun 2008. Lalu menamatkan pendidikan menengah atas di Madrasah yang sama,pada tahun 2011. Kemudian sekarang sedang menempuh program studi S1 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung yakni di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dengan mengambil jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Aktif sebagai mahasiswa dan di Organisasi Daerah Mahasiswa (OMDA) asal Sumatera, yaitu Ikatan Mahasiswa Sumatera (IKAMATRA) KBM UIN SGD Bandung. Selain menjadi mahasiswa Ia juga belajar sambil berwirausaha. Sedang menggeluti bisnis online yakni memiliki onlinestore @ans_jersey dan bekerja sebagai drafter dan surveyor di CV.Tatabumi Indonesia (tatabumi.com) Kontak dan informasi lebih lanjut dapat melalui: Phone