Langsung ke konten utama

UAS (Ujian Agak Serius)

Siapa sih yang enggak kenal dengan UAS? pasti hampir seluruh mahasiswa di muka bumi ini kebanyakan udah kenal kan??? Yups! Ujian Akhir Semester!

Pekan ini, mayoraitas mahasiswa UIN SGD Bandung sedang disibukkan dengan UAS! khususon Saya nih, yang lagi dibikin pusing mikirin UAS. Padahal belum tentu si UAS mikirin Saya (hehehe).

Siang tadi, Saya UAS hari pertama gaes! Seperti biasanya, Saya menyikapinya dengan agak serius.Gimana mau serius? kalau ujung-ujungnya nilai akhir di tangan dosen! alias dosen seenak udele dewe (kumaha si dosen) mengeluarkan nilai yg tidak objektif. Ini sering! sering banget malah!

Contohnya saja, kayak Dosen di Kampus Saya. Nilai UAS bisa diperjualbelikan dengan kedekatan emosional atau dengan adanya kesamaan satu bendera organisasi tertentu. Sehingga NILAI A sudah ditangan mahasiswa! Tanpa melihat bobot, bebet, dan bibit Mahasiswa! Hal ini gak fire dong bro! Makanya Saya menamakan ujian semacam ini dengan Ujian Agak Serius! Karena dengan tidak serius saja bisa dapet nilai bagus, ngapain serius ngadepin UAS! iya enggak!?

Tapi, menurut Saya, pada akhirnya  KITA kudu tetep semangat mengahadapi UAS! KITA kudu Serius! KITA kudu menjadi diri sendiri.! Meskipun orang lain agak serius atau sama sekali enggak serius, minimal DIRI KITA SENDIRI SERIUS! bahkan DUARIUS! berjuang sekuat tenaga, sepenuh hati dan seisi jiwa! DEMI KESUKSESAN UJIAN AGAK SERIUS! *eh

Ok ini yang terakhir, Saya selalu berharap: Semoga nilai UAS Saya semester ini dapat memuaskan dan membanggakan! Karena UAS kali ini adalah UAS terakhir Saya. agak sedih,iya. Karena semester depan udah enggak ada UAS! yang ada sidang skripsi! itupun kalau skripsi Saya cepet kelar! (haha). Doain yah.. semoga Saya cepet lulus meskipun agak serius. hehehe

Penulis adalah "calon manajer" yg sedang memperluas ilmu agak serius! :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1 Dekade IKAMATRA berdiri, Masih Ingatkah Dirimu?

Kemarin, ada notif yang menarik dan berbeda dari grup WhatsApp Alumni IKAMATRA (Ikatan Keluarga Mahasiswa Sumatera) begini isinya: "Kadang Ikamatra hanya organisasi daerah semata. Kadang dianggap tak bermakna. Bahkan yang parah, kadang dianggap sebagai beban dan tak berguna. Tapi bagiku, Ikamatra itu keluarga. Dengan segenap keberagaman orang-orangnya. Ikamatra itu sangat bermakna dengan segala kejadian-kejadian yang ada. Semoga kedepannya Ikamatra tetap ada. Karena kita butuh Ikamatra. Semoga 10 tahun ini menjadikan Ikamatra lebih baik dan baik lagi. Selamat milad keluargaku. (22 November 2008-22 November 2018)" Menurut pandangan Saya, sebagai salah satu alumni dan bagian dari keluarga di dalamnya, kata-kata itu sederhana tapi mampu menusuk dan mengingatkan Saya khususnya, untuk turut merenungkan dan memikirkan. Saya akan coba bedah kata demi kata. Kalimat demi kalimat. Hingga apasih maksud dan tujuan dari tulisan itu. Kadang IKAMATRA Hanya Org...

About Me

Aan Ridwan , lahir di Lampung, 15 Januari 1993. Menyelesaikan pendidikan Dasar di MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) Tegal Mukti, Way Kanan tahun 2005. Menamatkan pendidikan menengah pertama di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Tegal Mukti, Way Kanan pada tahun 2008. Lalu menamatkan pendidikan menengah atas di Madrasah yang sama,pada tahun 2011. Kemudian sekarang sedang menempuh program studi S1 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung yakni di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dengan mengambil jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Aktif sebagai mahasiswa dan di Organisasi Daerah Mahasiswa (OMDA) asal Sumatera, yaitu Ikatan Mahasiswa Sumatera (IKAMATRA) KBM UIN SGD Bandung. Selain menjadi mahasiswa Ia juga belajar sambil berwirausaha. Sedang menggeluti bisnis online yakni memiliki onlinestore @ans_jersey dan bekerja sebagai drafter dan surveyor di CV.Tatabumi Indonesia (tatabumi.com) Kontak dan informasi lebih lanjut dapat melalui: Phone...

Selamat Merefleksikan Hari Pendidikan Nasional

Setiap tanggal 2 Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. HARI ini NARASI tentang Hardiknas hampir seragam di lini masa "Dijadikan momentum untuk bersama menguatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan Indonesia" Kemudian saya ingin bertanya "Menguatkan pendidikan dari segi apa? Dari segi nalar berpikir kah? Aspek moral kah atau pola laku kah yg mencerminkan kaum terdidik? Barangkali hanya jadi wacana "Setiap orang menjadi guru dan setiap rumah menjadi sekolah" Kalau setiap hari kita kerjanya terus 'berkelahi', saling tuduh dan saling hina sesama, hanya karena beda pandangan. Hakikat pendidikan tentang memanusiakan manusia menjadi kata-kata usang bagi kaum millenial dalam hidup bermedia sosial. Kalau kerjanya hanya saling hujat dan menyuburkan ujaran kebencian. Mungkin, hidup guyub menjadi sesuatu yang mahal hari ini di tengah kondisi negeri yang kian memanas. Satu harapan besar saya di hari yang bersejarah ini: "Si...